SinarHarapan.id – Kebaya resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO oleh Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada sesi ke-19 yang berlangsung di Asunción, Paraguay.
Penetapan ini menyusul pengakuan Reog Ponorogo dalam kategori “In Need of Urgent Safeguarding” sehari sebelumnya.
Pengajuan kebaya sebagai warisan budaya merupakan inisiatif bersama lima negara Asia Tenggara: Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Dubes Mohamad Oemar, Ketua Delegasi RI untuk UNESCO, menyebut pengakuan ini sebagai “perayaan kekayaan sejarah bersama” dan simbol multikulturalisme yang kuat di kawasan.
Baca Juga: UNESCO Resmi Akui Reog Ponorogo
Pencapaian Kolaborasi ASEAN
Inkripsi kebaya ini merupakan nominasi multinasional kedua dari Indonesia, setelah Pantun yang diakui UNESCO pada 2020 bersama Malaysia.
Duta Besar RI untuk Argentina, Uruguay, dan Paraguay, Sulaiman Syarif, menekankan pentingnya solidaritas ASEAN dalam pelestarian budaya, menyebut keberhasilan ini sebagai simbol kerja sama regional yang kuat.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, juga menyampaikan kebanggaannya, “Kebaya adalah simbol persatuan dan identitas Asia Tenggara. Penetapan ini adalah pengakuan atas nilai budaya yang kita perjuangkan bersama.”
Peran Komunitas
Komunitas Perempuan Berkebaya (KPB), yang merayakan ulang tahunnya ke-10 pada hari penetapan ini, turut berkontribusi dalam gerakan pelestarian kebaya sebagai busana sehari-hari.
Kemudian, Ketua KPB, Lia Nathalia, menyebut momen ini sebagai hadiah terbaik bagi komunitas perempuan di lima negara.
Tim Nasional Hari Kebaya Nasional dan Kebaya Goes to UNESCO (Timnas HKN to UNESCO) juga berperan besar dalam perjalanan inkripsi ini. Ketua Timnas Kebaya Indonesia, Lana T. Koentjoro, menyatakan, “Kami sangat bersyukur atas hasil ini. Tugas kami telah membuahkan hasil nyata.”
Momentum di Kancah Internasional
Untuk merayakan pengakuan ini, kelima negara pengusul mengadakan pameran dan pertunjukan mode kebaya di sela-sela Sidang Komite UNESCO. Acara ini bertujuan mempromosikan kebaya di kancah global sekaligus mempererat semangat persatuan ASEAN.
Juga, pengakuan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO menjadi tonggak sejarah bagi diplomasi budaya Indonesia dan Asia Tenggara. Memastikan tradisi berkebaya tetap relevan di masa depan.
Sebagai bentuk apresiasi lebih lanjut, Pemerintah Indonesia menetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional, yang pertama kali pada 2024 ini.