SinarHarapan.id – Kemitraan berperan penting untuk mengatasi tantangan global. Hal tersebut di sampaikan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly kala membuka acara Diplomatic Reception, Selasa (23/01/2024) malam.

Acara yang merupakan salah satu rangkaian dari Hari Bhakti Imigrasi itu dihadiri oleh duta besar dan perwakilannegara-negara sahabat seperti United Kingdom, Amerika Serikat, Jepang, Belanda,Australia, Republik Rakyat Tiongkok dan negara-negara sahabat lainnya.
“Kita perlu mengembangkan kerja sama internasional yang lebih erat untuk meningkatkan upaya kita bersama dalam mengatasi beragam permasalahan yangdihadapi di perbatasan, seperti penyelundupan manusia, perdagangan manusia, perdagangan obat-obatan terlarang, terorisme dan kejahatan dunia maya. Kerja samakita tentunya akan berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan keamanan global danregional,” tutur Yasonna.

Senada dengan Menkumham, Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim mengungkapkan, dalam konteks menjaga keseimbangan antara fasilitas dan keamanan, terdapat duaprioritas yang telah ditetapkan di awal pemerintahan ini selama 74 tahun terakhir.
“Prioritas pertama kami adalah memfasilitasi pembangunan ekonomi. Salah satupendekatan yang kuat untuk menarik investor asing berkualitas tinggi dan berkeuangantinggi, Indonesia memperkenalkan program golden visa. Dalam skema visa baru ini,investor asing dapat memperoleh izin tinggal antara lima dan sepuluh tahun, tergantungpada nilai investasi mereka,” ujar Silmy.

Prioritas kedua, lanjutnya, adalah mengamankan perbatasan Indonesia menggunakanperangkat teknologi tinggi. Tujuan dari prioritas ini adalah mengamankan Tanah Air serta memfasilitasi pergerakan pelintas dengan mulus.

Saat ini Ditjen Imigrasi telah mengoperasikan autogate baru yang menggabungkan teknologi pengenalan wajah di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali, Bandara Internasional Yogyakarta dan Pelabuhan Batam.
Autogate menawarkan proses pemeriksaan keimigrasian tanpa kontak sehinggamenyederhanakan prosedur masuk dan keluar bagi penumpang di Indonesia. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh warga negara Indonesia maupun warga negara asing yang memiliki paspor elektronik dan visa elektronik.
“Saya percaya bahwa usaha yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi dalam menghadapi tantangan global saat ini tidak akan sepenuhnya efektif tanpa upaya bersama internasional. Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk membangun jaringan internasional yang lebih kuat dan kokoh guna mencapai kerjasama yang berdampak positif,”tutup Silmy. (atp)