SinarHarapan.id – Soekarno dan Fidel Castro memainkan peran penting dalam membangun hubungan bilateral Indonesia-Kuba. Demikian kata Duta Besar Indonesia di Havana, Nana Yuliana.
Dubes Nana menyampaikan hal itu saat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Havana menggelar resepsi peringatan 65 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Hadir sekitar 200 tamu, termasuk pejabat tinggi Kuba, perwakilan korps diplomatik, serta tokoh dari berbagai sektor .
Wakil Menteri Luar Negeri Kuba, Anayansi Rodriguez Camejo, dan Wakil Menteri Perdagangan Luar Negeri Kuba, Deborah Rivas juga turut hadir.
Presiden Soekarno menjadi kepala negara asing pertama yang mengunjungi Kuba setelah revolusi, ujar Anayansi Rodriguez Camejo. Che Guevara mengunjungi Indonesia pada 1959, dan setahun kemudian,
Presiden Soekarno melakukan kunjungan balasan ke Havana. Ia memberikan hadiah berupa keris dan peci kepada Fidel Castro. Kunjungan ini menandai awal hubungan diplomatik resmi Indonesia-Kuba pada 22 Januari 1960, yang terus berkembang hingga kini.
Baca Juga: Hubungan Indonesia-Kuba: 65 Tahun Persahabatan Diplomatik
Dalam pidatonya, Duta Besar Nana Yuliana menekankan sejarah panjang hubungan kedua negara yang bermula dari kunjungan Presiden Soekarno ke Kuba pada Mei 1960.
Ia menyatakan bahwa kunjungan tersebut menjadi simbol solidaritas dalam memperjuangkan prinsip Gerakan Non-Blok dan menentang penjajahan.
Hubungan Bilateral
Di era modern, kerja sama bilateral semakin berkembang dalam forum internasional seperti G77+China dan BRICS, serta di berbagai sektor strategis. Dalam empat tahun terakhir, Indonesia dan Kuba telah menandatangani lima kesepakatan penting:
- MoU Bebas Visa untuk Paspor Diplomatik dan Dinas
- MoU Kerja Sama Sains, Teknologi, dan Inovasi
- MoU antara Kamar Dagang Indonesia dan Kuba
- Letter of Intent (LOI) tentang Pemberantasan Perdagangan Narkoba Ilegal
- LOI tentang Kerja Sama Teknik
Investasi Indonesia di Kuba terus berkembang, termasuk lima Grand Aston Hotels di berbagai kota. Kuba memiliki potensi besar dalam industri pariwisata serta pertambangan nikel dan kobalt, yang membuka peluang kerja sama lebih luas.
Nilai perdagangan bilateral telah mencapai lebih dari USD 10 juta per November 2024 dan menunjukkan tren peningkatan.
Selain kerja sama ekonomi, interaksi sosial-budaya menjadi pilar hubungan kedua negara. Kedubes RI aktif mempromosikan seni dan budaya Indonesia di Kuba melalui musik angklung, batik, dan kuliner khas Indonesia.
Di bidang pendidikan, Kuba telah memberikan kesempatan beasiswa kepada sembilan mahasiswa Indonesia untuk menempuh studi ilmu kedokteran, serta membuka peluang kolaborasi kesehatan antara rumah sakit di kedua negara.
Resepsi ini semakin meriah dengan penampilan budaya Indonesia, seperti tarian tradisional Bali oleh Yuliani Lancaster dari Putri Mandalika Group, serta pertunjukan saksofon oleh Yuyun George, musisi asal Indonesia yang juga akan tampil di 2025 Havana International Jazz Festival. Selain itu, pameran mini foto-foto bersejarah kunjungan dan pertemuan kepala negara Indonesia di Kuba turut dipamerkan.
Peringatan 65 tahun hubungan Indonesia-Kuba ini menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk terus mempererat kerja sama di masa depan.