Ekonomi

Wamenekraf Dorong Fesyen Lokal Go Global

×

Wamenekraf Dorong Fesyen Lokal Go Global

Sebarkan artikel ini

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, mendukung LAKON Indonesia sebagai wadah bagi merek fesyen lokal untuk berkembang di pasar global.

Wamenekraf berdialog untuk membentuk ekosistem fesyen yang terstruktur dan berkepanjangan bersama LAKON Indonesia saat audiensi di Gedung Pesona Film Indonesia, Jakarta, Jumat (21/2). (Foto: Kemenekraf)

SinarHarapan.id – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, mendukung LAKON Indonesia sebagai wadah bagi merek fesyen lokal untuk berkembang di pasar global. Ia menegaskan bahwa industri fesyen Indonesia memiliki potensi besar, terutama dalam sektor batik.

“Hari ini kita belajar dari LAKON Indonesia karena subsektor fesyen berkembang pesat setiap tahun. Daya saing global semakin meningkat, sehingga pola pikir masyarakat harus berubah,” ujar Irene dalam audiensi di Gedung Pesona Film Indonesia, Jakarta, Jumat, (21/2).

Mendorong Pemberdayaan Pengrajin Batik

LAKON Indonesia aktif memberdayakan pengrajin batik agar mampu memperluas pasar hingga ke luar negeri. Salah satu program andalannya, PINTU, merupakan inisiatif bilateral yang mendukung wirausaha fesyen dengan menggandeng berbagai mitra publik.

Baca Juga: Wamenekraf Dukung Musik Klasik di Indonesia

“Aggregator seperti LAKON Indonesia berperan dalam kurasi dan identifikasi kebutuhan inkubasi. Tujuan utamanya membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pemahaman bisnis bagi pengrajin batik,” kata Irene.

Ia menambahkan bahwa program ini dapat berkolaborasi dengan pemerintah daerah agar berkelanjutan.

Membangun Ekosistem Fesyen Berkelanjutan

Perwakilan LAKON Indonesia menekankan bahwa mereka tidak hanya fokus pada pembinaan pengrajin, tetapi juga perbaikan sistem supply and demand. Mereka ingin menciptakan ekosistem yang mendorong pengrajin bertahan dan melestarikan budaya lokal.

“Kami membangun ekosistem ideal agar pengrajin tetap termotivasi. Wawasan mereka masih terbatas, sehingga perlu pelatihan berkelanjutan. Regenerasi pembatik menjadi tantangan karena generasi muda kurang tertarik pada profesi ini,” ujar Thresia Mareta, Founder LAKON Indonesia.

Ia menambahkan bahwa pilot project harus segera dijalankan agar pengrajin dapat mengubah pola pikir mereka. “Jika UMKM ingin naik kelas, mereka harus memiliki penghasilan yang lebih baik,” tegasnya.

LAKON Indonesia terus mendorong inovasi agar fesyen lokal semakin kompetitif di kancah internasional. Dengan dukungan pemerintah, industri fesyen Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang dan membawa batik ke tingkat global.