Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita Kini

Literasi Digital kepada Pegawai ASN Kementerian Pendidikan

×

Literasi Digital kepada Pegawai ASN Kementerian Pendidikan

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam menyelenggarakan kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Bogor pada Senin-Kamis, 27-30 Maret 2023.

Kegiatan dilaksanakan secara hybrid di Hotel Santika, Kota Bogor dan diikuti oleh lebih dari 8.000 peserta yang hadir secara luring maupun daring pada hari pertama yang terdiri dari dua batch, dengan target capaian sebanyak 6.000 ASN Kemendikbudristek.

Example 300x600

Kegiatan ini juga dapat diikuti secara daring melalui live streaming Youtube dan Zoom. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi ASN Kemendikbudristek dalam menunjang tugas dan fungsinya di bidang teknologi digital.

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 lalu yang menunjukkan bahwa kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia dinilai sebesar 3.54 dari 5.00. Berdasarkan hal tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori “sedang”.

Kegiatan literasi digital yang diselenggarakan untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) pemerintahan daerah tingkat pusat dan daerah ini merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di lingkungan pemerintahan daerah menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim.

“Melalui penyelenggaraan Literasi Digital yang dilaksanakan secara masif dan dipadukan dengan program Merdeka Belajar akan meningkatkan kompetensi atau kemampuan ASN Kemendikbudristek,” tuturnya.

Nadiem melanjutkan bahwa, ASN yang mengikuti kegiatan ini akan dihadapkan pada empat dimensi Literasi Digital sebagai penunjang kompetensi.

Empat dimensi literasi digital yakni Digital SkillsDigital SafetyDigital Ethics, dan Digital Culture akan mengembangkan kompetensi ASN. “Saya optimis hasil dari pelatihan ini akan meningkatkan pelayanan publik,” jelas Nadiem.

Sambutan dilanjutkan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti yang menyampaikan bahwa tanggung jawab ASN kini semakin besar karena pelayanan yang dihadirkan bagi masyarakat semakin beragam.

“ASN saat ini dituntut bekerja lebih baik dalam berbagai pelayanan untuk masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu menguasai literasi digital dengan baik,” ungkapnya.

Suharti menjelaskan bahwa ada beberapa aspek dasar yang akan berguna bagi ASN jika telah menguasai literasi digital. “Melalui literasi digital, kita menj di mampu berpikir kritis untuk menyaring informasi, kemudian kita jadi mengerti penggunaan internet yang aman, lalu memahami dan menghindari plagiarisme digital, dan yang terakhir adalah bagaimana kita bisa menjaga identitas kita atau data-data rahasia di ruang digital,” tambahnya.

Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Boni Pudjianto menyampaikan bahwa ASN harus memahami konsekuensi dari penggunaan perangkat digital agar tetap aman dan nyaman di dalam ruang digital.

Boni juga mengingatkan para ASN mengenai netralitas dalam memasuki tahun politik di Indonesia. “Aparatur pemerintah diharapkan dapat mengedepankan sikap netralitas, di mana tidak menunjukkan partisipasinya dalam kampanye politik. Perlu diingat bahwa ASN berada di bawah pengawasan negara, di mana jika ASN melanggar peraturan negara tentu akan dihadapkan pada konsekuensi yang berlaku sesuai hukum,” tutur Boni sekaligus membuka sesi diskusi Batch I.

Hari pertama kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Pegawai ASN Kemendikbudristek terdiri dua batch yang diisi oleh beberapa narasumber nasional yang kredibel. Topik-topik yang diangkat dalam setiap batch mencakup empat pilar literasi digital, yaitu Budaya Digital, Etika Digital, Kecakapan Digital, dan Keamanan Digital.

 

Sesi Materi Batch I

Penyampaian materi pertama pada batch I mengenai Kecakapan Digital dibawakan oleh Staf Pengajar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Sofian Lusa.

“Di era digital ini sebenarnya sudah banyak hal yang bisa dilakukan dengan mudah, salah satunya dengan menggunakan smartphone. Survei mengatakan bahwa trend teknologi bergerak lebih cepat daripada kecakapan digital itu sendiri. Oleh karena itu, kita tidak boleh tertinggal dan harus adaptif,” ujarnya.

Materi berikutnya mengenai Keamanan Digital disampaikan oleh Staf Pengajar serta Kepala Lab E-Government & E-Business Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Dana Indra Sensuse.

“Berbicara tentang keamanan digital ada dua hal yang sangat penting, yakni bagaimana dampak dari digitalisasi dan manajemen risiko terhadap dampak yang ditimbulkan karena ruang digital seperti pisau bermata dua. Kita semua tahu kalau sudah banyak kemudahan dalam mendapat informasi, salah satunya ada Chat GPT yang sangat mempermudah hidup kita. Namun dibalik kemudahan-kemudahan tersebut tentu ada risiko-risiko yang mengintai kita, seperti bahaya hoaks, penipuan, dan kejahatan digital lainnya,” ucapnya.

Dana juga mengingatkan pentingnya manajemen risiko dalam menghadapi risiko-risiko di ruang digital.

“Terdapat tiga upaya preventif yang bisa kita lakukan yakni kita harus patuh pada peraturan yang berkaitan dengan keamanan digital, patuh terhadap penugasan kita sebagai ASN, dan yang terakhir adalah peran pemerintah untuk membuat pengamanan sistem baik untuk aplikasi penunjang kerja di pemerintah ataupun yang ditujukkan untuk aktivitas masyarakat,” jelasnya.

Materi selanjutnya yakni Etika Digital dilanjutkan oleh Pengembang Teknologi Pembelajaran Kemendikbudristek, Ibrahim Sidik.

“Melalui komunikasi yang beretika, akan terbentuk informasi-informasi kredibel yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh banyak orang sebagai bahan pertimbangan atau pengambilan keputusan,” tutur Ibrahim.

Materi terakhir batch I mengenai Budaya Digital disampaikan oleh Pengembang Teknologi Pembelajaran Kemendikbudristek, Rusdi Kurniawan. Menurutnya, budaya digital sebenarnya telah terjadi pada masyarakat Indonesia dalam satu dekade terakhir.

“Jika kita ingin membentuk budaya digital yang bagus pada masyarakat Indonesia, nah kita mulai dulu dengan peningkatan kualitas SDM kita. SDM kita yang mana dalam kegiatan ini adalah ASN tentu perlu membangun budaya digital yang baik, yang mana caranya adalah memanfaatkan ruang digital sesuai norma bangsa Indonesia,” tegas Rusdi.

Sesi Materi Batch II

Kegiatan sesi materi pada batch II mengenai Kecakapan Digital kembali dipaparkan oleh Staf Pengajar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Sofian Lusa. Dalam paparannya, ia menyebutkan bahwa, ASN kini dapat memaksimalkan kemampuannya dengan berbagai cara.

Sofian juga menekankan bahwa eksplorasi ASN menjadi content creator tidaklah melanggar hukum apabila dilakukan di luar kegiatannya sebagai pelayan publik.

Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto Kemenkes RI, Yan Bani Luza membawakan materi tentang Keamanan Digital mengenai Antisipasi Keamanan dan Keselamatan Digital pada sesi berikutnya.

Bani juga menekankan bahwa perubahan pada Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) menyebabkan adanya efisiensi dalam perlindungan data. “SPBE memungkin pemerintah membuat super apps agar semua pelayanan menjadi terarah dan lebih fleksibel untuk dipantau oleh pemerintah. Diharapkan pemerintah akan lebih mudah melakukan kontrol agar serangan siber juga semakin berkurang,” tegasnya.

Materi berikutnya mengenai Etika Digital dilanjutkan oleh Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Kemendagri, Wawan Hermawan. “Etika dalam komunikasi dapat mengajak aparatur sipil negara untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan bertanggung jawab, sehingga bisa mencegah dampak negatif terhadap psikologi pengguna,” jelasnya.

Kepala Laboratorium Psikologi Universitas Bina Nusantara (BINUS), Cornelia Istiani memaparkan mengenai materi Budaya Digital dalam sesi materi terakhir pada batch II. Menurut Cornelia, budaya digital saat ini turut dipengaruhi oleh industri 5.0.C

Cornelia mengatakan bahwa, masyarakat seharusnya membangun dunia digital dengan budaya digital yang baik di masa depan.

Literasi digital sektor pemerintahan kepada pegawai ASN Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini merupakan salah satu upaya literasi digital untuk sektor pemerintahan dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo).

Program Indonesia Makin Cakap Digital bertujuan untuk memberikan literasi tentang teknologi digital kepada 50 juta masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fanpage @literasidigitalkominfo, website literasidigital.id, dan informasi mengenai Literasi Digital Sektor Pemerintahan dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigital. pemerintahan.