Internasional

FAO Dorong Konsumsi Kacang-Kacangan Lokal

×

FAO Dorong Konsumsi Kacang-Kacangan Lokal

Sebarkan artikel ini

Konsumsi kacang-kacangan global diperkirakan meningkat dari 7 kg per tahun pada 2022 menjadi 8,6 kg per tahun pada 2032. Indonesia merupakan salah satu produsen kacang-kacangan terbesar di Asia.

SinarHarapan.id – Sumber nutrisi yang murah dan mudah diakses sangat penting dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global. Di Indonesia, masalah gizi seperti stunting dan obesitas semakin mengkhawatirkan. Selain daging dan susu, kacang-kacangan lokal menjadi sumber protein yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

“Meskipun kecil, kacang-kacangan memiliki kandungan gizi tinggi dan manfaat luar biasa,” kata Yurdi Yasmi, Direktur Divisi Produksi dan Perlindungan Tanaman FAO. Peringatan Hari Kacang-Kacangan Sedunia yang jatuh pada 10 Februari dirayakan secara global di Lima, Peru.

Kacang-kacangan kaya serat larut air, vitamin, dan mineral namun rendah lemak. Kandungan ini membantu menurunkan kolesterol serta mengendalikan gula darah. Konsumsi kacang-kacangan juga dapat mengurangi risiko diabetes dan penyakit jantung.

FAO berharap kacang-kacangan semakin populer dalam pertanian dan pola makan. “Harganya terjangkau serta bermanfaat bagi kesehatan dan lingkungan,” tambah Yurdi.

Baca Juga: FAO Akui Sistem Agroforestri Salak Bali Jadi Warisan Pertanian Penting Dunia

Konsumsi kacang-kacangan global diperkirakan meningkat dari 7 kg per tahun pada 2022 menjadi 8,6 kg per tahun pada 2032. Indonesia merupakan salah satu produsen kacang-kacangan terbesar di Asia. Pada 2018-2019, Indonesia menyumbang hampir 8,5% dari produksi kacang-kacangan global.

Penting dalam Sistem Pertanian

Kacang-kacangan berperan penting dalam sistem pertanian yang tangguh. Tanaman ini mendukung kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen dan membantu pemulihan degradasi lahan. Selain itu, kacang-kacangan mampu beradaptasi dengan cuaca ekstrem serta tumbuh dalam kondisi tanah minim unsur hara.

Tanaman ini juga meningkatkan penyerapan karbon dalam tanah dan membantu mengendalikan hama secara alami. Sebagai tanaman penutup tanah atau dalam sistem tumpang sari, kacang-kacangan mengurangi erosi serta meningkatkan produktivitas lahan.

Masyarakat Indonesia sudah lama mengonsumsi kacang-kacangan dalam berbagai bentuk seperti tempe dan tahu. Kacang-kacangan menjadi komponen penting dalam Skor Pola Pangan Harapan (PPH) untuk menilai kecukupan gizi. Menurut Bappenas, Indonesia memiliki lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, namun hanya sedikit yang konsumsinya luas.

Beberapa kacang-kacangan lokal bernutrisi tinggi namun kurang populer adalah Kacang Tolo, Lamtoro, dan Kacang Komak. Kacang ini sering menjadi kudapan atau bahan makanan tradisional. Berbagai inovasi  untuk mengolah kacang-kacangan lokal menjadi tempe dan tahu sebagai alternatif kedelai.

“Keanekaragaman kacang-kacangan Indonesia sering terlupakan di kota, tetapi di desa, mereka adalah sumber protein dan pendapatan,” kata Rajendra Aryal, Kepala Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste. Ia menekankan pentingnya petani keluarga dalam melestarikan keanekaragaman hayati.

FAO bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk mendukung pertanian keluarga agar berkembang. “Kami mengajak masyarakat merayakan keberagaman kacang-kacangan lokal. Mari konsumsi lebih banyak kacang-kacangan setiap hari,” ujar Rajendra.