SinarHarapan.id – Perayaan hari lahir (harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 berlangsung dengan berbagai agenda dan diskusi strategis. Salah satu acara utama adalah sarasehan yang membahas Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Ratusan ulama NU hadir untuk mengkaji konsep ini dalam perspektif keislaman dan kebangsaan.
“Sarasehan ini dihadiri ratusan pengurus NU dan menghadirkan narasumber berkompeten. Mereka akan membahas bagaimana menerapkan Asta Cita dalam praktik keseharian,” ujar Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf, Senin (3/2).
Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, menilai forum ini sebagai wujud tanggung jawab ulama dalam merespons kebijakan pemerintah. Ia menyebut bahwa para pimpinan NU dapat memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai Asta Cita melalui diskusi dengan narasumber utama.
Baca Juga: PBNU Gelar Kongres Keluarga Maslahat NU
Asta Cita terdiri dari delapan program pemerintahan Prabowo-Gibran yang bertujuan mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera. Program ini meliputi penguatan ideologi Pancasila, pertahanan negara, ekonomi kreatif, kesejahteraan rakyat, serta pembangunan sumber daya manusia.
Dukung Asta Cita
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), mengajak ulama untuk mendiskusikan visi kebangsaan yang sejalan dengan nilai agama. “Kami ingin melihat kontribusi NU dalam mendukung kesuksesan visi Asta Cita,” ungkap Gus Yahya dalam Kick Off Harlah ke-102 NU di Surabaya (16/1).
Sarasehan ini membahas peran NU dalam ekonomi keumatan, hilirisasi industri, demokrasi, dan hak asasi manusia. Acara terbagi dalam tiga sesi dengan tema yang beragam.
Sesi pertama mengangkat topik “Kolaborasi untuk Penguatan SDM yang Berdaya Saing Tinggi Menuju Indonesia dengan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi.” Pembicara utamanya adalah Rektor Universitas Indonesia, Prof. Heri Hermansyah.
Sesi kedua membahas “Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dengan Memaksimalkan Potensi Lokal,” yang menyoroti hilirisasi, industrialisasi, serta pemerataan ekonomi.
Sesi ketiga bertema “Memperkokoh Ideologi Pancasila dan Menguatkan Sistem Pertahanan Negara Menuju Masyarakat yang Adil dan Makmur Tanpa Korupsi.” Diskusi ini berfokus pada kondisi politik dan strategi pemberantasan korupsi.
Sarasehan Ulama ini berlangsung pada Selasa, 4 Februari 2025 di The Sultan Hotel & Residence Jakarta. Beberapa tokoh yang hadir antara lain Ketua Umum PBNU Gus Yahya, Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar, serta Chairman CT Corp Chairul Tanjung.