StockReview.id – Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) berupaya meningkatkan destinasi wisata atraktif yang bersifat partisipatif agar kunjungan wisatawan bisa lebih sering dan bisa lebih lama menginap di daerah berjulukan Negeri Seribu Masjid tersebut. Strategi ini dianggap penting untuk memperbesar jumlah tamu menginap serta meningkatkan rata-rata lama menginap wisatawan di wilayah NTB.
Sekretaris Daerah NTB, Lalu Gita Ariadi, mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan lama menginap wisatawan adalah dengan memperbanyak dan memvariasikan atraksi wisata. “Untuk memperbesar jumlah tamu menginap maupun rata-rata lama menginap adalah atraksi. Acara diperbanyak dan variatif,” kata Lalu Gita Ariadi di Mataram, Jumat.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat, rata-rata lama menginap wisatawan di hotel bintang pada Juni 2024 adalah selama 1,84 hari. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 0,06 hari dibandingkan dengan data Mei 2024 yang menunjukkan rata-rata lama menginap sebesar 1,78 hari. Sementara itu, rata-rata lama menginap tamu di hotel non bintang pada Juni 2024 adalah selama 1,58 hari, yang memiliki nilai yang sama jika dibandingkan dengan data Mei 2024.
Namun, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui Bandara Zainuddin Abdul Madjid di Lombok Tengah pada Juni 2024 tercatat sebanyak 6.713 orang, mengalami penurunan sebesar 13,29 persen dibandingkan dengan Mei 2024. Meskipun demikian, kunjungan turis asing tertinggi menurut regional berasal dari Asia Tenggara dengan jumlah 3.553 orang, diikuti oleh Eropa dengan 1.691 orang, dan Asia (kecuali Asia Tenggara) dengan 888 orang.
Gita menuturkan, salah satu destinasi wisata menarik yang potensial menjadi atraksi partisipatif adalah kawasan sentra industri gerabah di Desa Banyumulek yang berada di Lombok Barat. Desa ini dikenal dengan kerajinan gerabahnya yang khas dan berkualitas tinggi. Namun, Gita menekankan bahwa wisatawan yang berkunjung ke sana tidak lagi hanya disuguhi oleh transaksi jual-beli gerabah semata melainkan ikut dilibatkan dalam kegiatan produksi gerabah.
“Bisa jadi di Banyumulek mereka baru tahu api, karena bila ingin sesuatu menjadi panas tinggal tekan tombol listrik,” kata Gita. Ia menambahkan bahwa rutinitas penduduk Banyumulek yang mengeringkan gerabah dengan api bisa menjadi pengalaman unik dan berharga bagi para turis yang biasa menggunakan berbagai peralatan elektronik modern. Dengan mengenal api dan mencium aroma api dari kunjungan wisata ke Desa Banyumulek tersebut, wisatawan dapat merasakan pengalaman yang berbeda dan mendalam.
Pembuatan gerabah di Banyumulek memang merupakan atraksi yang menarik. Wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan gerabah dari tanah liat yang dipanaskan menjadi periuk. “Pembuatan gerabah adalah atraksi, tanah liat dipanaskan menjadi periuk. Kami mengarahkan atraksi yang bersifat partisipatif,” ujar Gita. Dengan melibatkan wisatawan dalam proses produksi, mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman yang mendalam tetapi juga merasa lebih terhubung dengan budaya lokal.
Selain Desa Banyumulek, NTB juga memiliki berbagai destinasi wisata lainnya yang dapat dikembangkan menjadi atraksi partisipatif. Misalnya, wisatawan dapat diajak untuk ikut serta dalam kegiatan pertanian, memanen hasil bumi, atau belajar membuat makanan tradisional. Semua ini dapat memberikan pengalaman yang unik dan mendalam bagi wisatawan, sehingga mereka tidak hanya menikmati pemandangan alam yang indah tetapi juga merasakan kehidupan dan budaya lokal.
Pemerintah NTB juga berencana untuk mengadakan berbagai acara dan festival yang melibatkan partisipasi wisatawan. Acara-acara ini tidak hanya akan menarik lebih banyak wisatawan tetapi juga memperpanjang masa tinggal mereka di NTB. Misalnya, festival seni dan budaya, lomba kuliner tradisional, serta workshop kerajinan tangan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kerja sama dengan pelaku industri pariwisata dan masyarakat lokal juga menjadi kunci dalam mengembangkan wisata atraktif yang partisipatif. Pelaku industri pariwisata seperti hotel, restoran, dan agen perjalanan perlu bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat lokal untuk menciptakan paket wisata yang menarik dan partisipatif. Sementara itu, masyarakat lokal perlu diberikan pelatihan dan dukungan untuk mengembangkan potensi wisata di daerah mereka.
Peningkatan destinasi wisata atraktif dan partisipatif ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perekonomian lokal. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dan lama menginap, pendapatan dari sektor pariwisata dapat meningkat. Selain itu, wisata atraktif yang melibatkan partisipasi wisatawan juga dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat lokal, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pemerintah NTB terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik destinasi wisata di daerah ini. Berbagai langkah telah dan akan terus dilakukan, termasuk peningkatan infrastruktur, promosi wisata, serta pelatihan dan pemberdayaan masyarakat lokal. Semua ini bertujuan untuk menjadikan NTB sebagai destinasi wisata yang unggul dan berkelanjutan.
Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat lokal, NTB dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan wisata atraktif yang melibatkan langsung wisatawan. Diharapkan langkah-langkah ini dapat membawa NTB menuju pariwisata yang lebih maju, berkelanjutan, dan memberikan manfaat yang luas bagi seluruh masyarakat.