BADUNG – Sektor agrikultur bisa menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi Indonesia, mulai dari sisi hulu hingga hilir. Agrikultur juga menjadi salah satu sector yang bisa memberdayakan petani dan memberikan nilai tambah.
PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) menjadi salah satu perusahaan yang fokus mendorong sektor agrikultur melalui praktik kemitraan untuk menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami berkomitmen pada keberlanjutan dan mengajak kolaborasi yang relevan, untuk terus mendorong sektor agrikultur menjadi motor pertumbuhan ekonomi,” kata Elvira dalam B20 Investment Forum, di akhir pekan kemarin.
Sebagai bagian dari rangkaian acara B20 Indonesia 2022, diskusi panel dengan tema. “Pertanian sebagai Motor Pertumbuhan: Memastikan Keberlanjutan” ini juga turut menghadirkan CFO PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. Jap Hartono dan Lead, Sustainable Investment & Inclusion Grow Asia Erin Sweeney serta dimoderatori oleh Prasetyo Singgih dari KADIN Indonesia.
Elvira melanjutkan, HMSP telah bermitra dengan 22 ribu petani tembakau dan cengkih melalui perusahaan pemasok. Dari mata rantai bisnis yang dimiliki perusahaan, pengembangan ekonomi dilakukan mulai dari petani, pekerja, hingga pemberdayaan UMKM.
“Kami memberdayakan 200 ribu UMKM toko kelontong yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC) dan 64 ribu wirausaha di bawah binaan Sampoerna Entrepreneurship Training center di Pasuruan,” ujarnya.
Sampoerna juga menjadi salah satu perusahaan tembakau pembayar pajak terbesar, yakni senilai Rp 78,7 triliun sepanjang tahun 2021. Sementara dari sisi ekspor, pada 2021, HMSP telah melakukan ekspor ke 40 destinasi di dunia senilai US$ 122 juta.
Menurut Elvira, penciptaan nilai bagi seluruh rantai pasok maupun masyarakat luas sangat penting. Dia menegaskan, petani memiliki peran vital dalam menjaga kelangsungan bisnis hingga rantai pasok perusahaan. Dengan program kemitraan sejak 2009, para petani mitra Sampoerna menerima pembinaan secara terpadu dan menyeluruh.
Pembinaan tersebut berlangsung mulai dari pembibitan, penanaman, hingga panen. Program kemitraan menjamin penyerapan produksi sesuai dengan kesepakatan bersamaan para petani tembakau dan pemasok. Dengan begitu, program kemitraan telah menghindarkan petani dari rantai perdagangan tembakau dan tengkulak yang panjang sehingga berpotensi mengurangi keuntungan petani secara signifikan. (non)