SinarHarapan.id-Persiset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat kolaborasi riset terkait pemanfaatan bahan alami untuk kesehatan, pertanian dan energi dengan periset Malaysia.
Hal itu ditandakan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Malaysian Industry-Government Group for High Technology (MIGHT) di Gedung BJ Habibie, Jakarta, pada Rabu (19/6/2024). Kerjasama penelitian antara Indonesia dan Malaysia itu merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan potensi alam kedua negara secara optimal, serta meningkatkan kualitas riset dan inovasi di kawasan Asia Tenggara.
Berdasarkan keterangan tertulis www.brin.go.id pada Rabu (19/6/2024), Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko menyambut baik dengan adanya kerja sama riset dua negara serumpun tersebut. Menurutnya, MIGHT sudah memiliki kerja sama yang sudah dilakukan dengan Indonesia sejak lama, dan baru saat ini dilakukan penandatanganan MoU.
“Kita berharap melalui kerja sama ini kita bisa membuka peluang kerja sama lebih banyak lagi di berbagai bidang. Karena MIGHT itu adalah gabungan industri dan pemerintah di Malaysia. Jadi kita akan membuka kerja sama di Malaysia di berbagai bidang termasuk riset yang untuk industri dan sebagainya,” ujar Handoko.
Handoko menyampaikan bahwa pihaknya menawarkan platform kolaborasi yang dikeluarkan oleh BRIN untuk menjadi salah satu platform dalam memperkuat kerja sama tersebut. Kerja sama tersebut juga akan terbuka bagi negara-negara lain, termasuk dari Asia.
Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi, Agus Haryono juga menyebutkan baik bahwa kolaborasi tersebut akan fokus pada tiga bidang utama, yaitu pemanfaatan bahan alam untuk energi, pertanian, dan kesehatan.
“Kerja sama ini adalah riset bersama antara peneliti Indonesia dengan peneliti Malaysia. Kami berharap dapat memanfaatkan bahan alam untuk kesehatan, energi, dan pertanian, terutama dalam pengembangan vaksin,” ujar Agus.
Agus juga menjelaskan mengenai rencana terdekat dari kolaborasi ini adalah pelaksanaan joint call penelitian.
“Setelah MoU ini, kami akan bekerja sama dengan pihak Malaysia. Kita akan meluncurkan joint call penelitian bersama untuk tiga bidang utama tersebut,” tambah Agus.
Menurut Agus, pendanaan untuk proyek itu akan berasal dari masing-masing negara. Peneliti Indonesia akan didanai oleh dana abadi penelitian Indonesia, sedangkan peneliti Malaysia akan didanai oleh dana abadi sains Malaysia.
“Ini adalah proyek pendanaan bersama pertama antara Malaysia dan Indonesia, yang kami harapkan bisa menjadi contoh sukses untuk kerja sama penelitian di masa mendatang,” ujar Agus.
Pada sisi lain, Agus juga mengatakan bahwa kolaborasi itu terbuka bagi peneliti di seluruh Indonesia, baik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), perguruan tinggi, maupun lembaga riset independen.
“Kami mengundang semua peneliti untuk mengusulkan proposal mereka. Ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kemampuan dan inovasi kita dalam bidang penelitian,” kata Agus.
Agus Haryono juga menjelaskan dan menekankan terkait potensi besar dari kerja sama ini karena kesamaan sumber daya alam antara Indonesia dan Malaysia.
“Natural product antara Indonesia dan Malaysia memiliki banyak kesamaan. Ini membuka peluang bagi kita untuk bersinergi dan menghasilkan output berkualitas tinggi yang dapat bermanfaat bagi kedua negara,” jelasnya.
Agus menyampaikan bahwa Kerja sama itu, direncanakan berlangsung selama tiga tahun pada tahap awal.
“Kami berharap bisa mendanai 3-4 proyek di tahap pertama. Jika jumlah proposal yang masuk lebih banyak, kami akan mempertimbangkan untuk memperpanjang durasi kerjasama ini,” ujar Agus.
Perguruan tinggi juga akan dilibatkan dalam pengajuan proposal, menambah luasnya jangkauan kolaborasi itu.
Agus berharap semoga dengan adanya kerjasama tersebut, dapat menciptakan dampak positif yang signifikan bagi kedua negara. “Penelitian bersama ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan Indonesia dan Malaysia, serta memperkuat hubungan bilateral dalam bidang riset dan inovasi,” ujarnya.
Joint-Chairman Industry of MIGHT, Ahmad Tajuddin Ali menyebutkan bahwa MIGHT memiliki program untuk kolaborasi antara negara. Sejauh ini, kerja sama telah dilakukan dengan negara-negara khususnya negara Islam yang telah diutamakan sebelum ini.
Tak hanya itu, tim delegasi dari MIGHT juga menyempatkan untuk berkunjung ke fasilitas riset milik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno di Cibinong, Jawa Barat. “Untuk dengan Indonesia kita akan melakukan joint collaboration dan juga co-funding di antara Malaysia dan Indonesia masing-masing menggabungkan usaha tertentu dalam berbagai bidang,” ujar Ahmad.(isn/infopublik)