Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, saat pimpin dialog Kebangsaan bersama tokoh lintas Agama serta Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, dan Pimpinan Pusat Gekira. Foto: Istimewa

SinarHarapan.id – Tindakan intoleransi masih kerap kali terjadi dan mengusik toleransi antar umat di Indonesia saat ini. Salah satunya dimana belum lama ini terjadi insiden penyerangan di Kampung Poncol, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Pada malam Minggu tanggal 5 Mei, sekelompok warga menyerang sejumlah mahasiswa Katolik yang tengah beribadah dengan berdoa Rosario. Kejadian ini tentu menambah daftar panjang kasus intoleransi di Indonesia, sebuah negara yang memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Setiap tahun, ragam bentuk intoleransi yang terjadi di berbagai kota, selalu menjadi headline berita dan surat kabar.

Menyikapi berbagai tindakan intoleransi ini Gerakan Kristiani Indonesia Raya (Gekira) mengadakan dialog kebangsaan dan rapat kerja, di Hotel Bidakara Jakarta, Sabtu (3/8/2024). Dialog kebangsaan ini bertema, “Merawat Perbedaan Mewujudkan Persaudaraan dan Keadilan Sejati.

Dalam acara ini juga menghadirkan pembicara, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Pendeta Gomar Gultom, Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan antara Agama dan Kepercayaan Konferensi Wali Gereja Indonesia, Romo Agustinus Heri Wibowo, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid, dan Agnes Marcellina Tjin dari pimpinan Pusat Gekira.

Yaqut Cholil Qoumas saat di wawancarai para awak media
Foto: Istimewa

Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengatakan ingin agar seluruh elemen masyarakat ikut terlibat secara aktif dalam rangka merawat persatuan dan toleransi antar umat beragama yang begitu majemuk dan beragam di Negara Indonesia ini.

“Acara ini bagus dalam merawat kebhinekaan bangsa ini, saya kira kalo semua partai ambil bagian menyelenggarakan dialog kebangsaan dan jadi bagian dari rakernas ini. Saya kira kedepan akan menjadi instrumen untuk dapat merawat keberagaman dan toleransi antar umat beragama di Indonesia saat ini,”ungkap Gus Yaqut sapaan akrabnya disela sela acara

Dialog kebangsaan Merawat Perbedaan Mewujudkan Persaudaraan dan Keadilan Sejati dikawasan Pancoran, Sabtu (3/8/2024).

Gus Yaqut pun mengapresiasi atas apa yang dilakukan oleh Gekira dan Partai Gerindra ambil bagian dalam rangka ikut merawat toleransi ditengah kondisi kemajemukan antar umat beragama.

“Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Gekira dan Partai Gerinda yang luar biasa ambil bagian dalam rangka merawat toleransi antar umat beragama yang begitu beragam dan majemuk di Indonesia,”ucapnya.

Ketua Dewan Pembina Gekira Hashim Djojohadikusumo mengatakan, dialog kebangsaan penting untuk terus dilakukan di tengah masyarakat Indonesia yang beragam. Menghadapi tantangan Indonesia yang kompleks, dialog kebangsaan sangat perlu.

“Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman etnis, budaya, agama, dan bahasa. Dalam menghadapi tantangan dan dinamika yang kompleks, dialog kebangsaan menjadi semakin penting sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa”, Kata Hashim.

Hashim mengatakan, perbedaan adalah keniscayaan. Menurutnya, keragaman di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa. Pemerintahan Prabowo nanti terus merawat keragaman yang ada.

“Keberagaman adalah keniscayaan dalam hidup sebagai manusia dan juga sebagai manusia yang hidup di Indonesia. Para pendiri bangsa sudah meletakan dasar yang baik untuk merekatkan keragaman di Indonesia. Pemerintahan Prabowo nanti terus merawat keragaman budaya, agama, suku dan etnis di Indonesia”, ujar Hashim.

Ketua Umum Gekira Fary Djemy Francis dalam sambutan saat membuka kegiatan dialog kebangsaan, menegaskan kembali pesan yang sering disampaikan Prabowo, yaitu seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak.

“Pesan yang selalu disampaikan Bapak Prabowo Subianto dalam berbagai acara partai adalah seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak”, ungkap Fary. Mantan Ketua Komisi V DPR RI ini, memaknai pesan Prabowo bahwa dalam hidup bermasyarakat menjadi sahabat bagi semua orang lebih luhur daripada menjadi musuh.

“Ini berarti membangun persahabatan, menjadi sahabat bagi semua orang jauh lebih luhur daripada menjadi musuh, menjadi duri dalam daging bagi orang lain. Kita hanya bisa membangun bangsa dan daerah dalam persahabatan, dalam persaudaraan, dalam kebersamaan, dalam saling respek”, jelas Fary.

Dalam kesempatan sama, Nikson Silalahi selaku Ketua Panitia Dialog Kebangsaan dan Rapat Kerja Gekira ini, mengungkapkan latar belakang diselenggarakannya dialog ini. Menurut Nikson, dialog ini dilakukan karena kejadian terus berulang di tengah masyarakat dimana sekelompok orang sulit menerima perbedaan.

“Dialog kebangsaan ini dilaksanakan, karena di tengah masyarakat ada kejadian yang terus berulang, yaitu orang sulit menerima perbedaan. Kita sering membaca dan mendengar, sekelompok masyarakat membubarkan orang yang lagi beribadah. Tidak menerima perbedaan nampak juga dalam sikap mempersulit pendirian rumah ibadah”, ungkap Nikson.

Nikson juga mengungkapkan, dialog kebangsaan ini mengingatkan kita akan pesan yang terus disampaikan presiden terpilih Prabowo Subianto, yaitu pentingnya bersatu untuk mencapai bangsa yang maju dan sejahtera. “Dialog ini juga mengingatkan kita terhadap pesan yang terus disampaikan Pak Prabowo, yaitu menjaga persatuan dan keharmonisan hubungan satu sama lain.

Adapun salah satu syarat menuju negara maju, menurut Pak Prabowo adalah jika rakyatnya bersatu”, tutup Nikson. Gekira adalah sayap Partai Gerindra. Gekira menjadi wadah perjuangan politik untuk kader kristiani di Partai Gerindra. (atp)