SinarHarapan.id-Perusahaan optimalkan fundamental bisnis, inovasi digital, dan efisiensi operasional untuk pencapaian positif ini.
Meliza M. Rusli dan Rudy Basyir Ahmad memaparkan hasil kinerja keuangan dan bisnis kepada publik.
Pertumbuhan Pendapatan Operasional sebelum Provisi (PPOP) tercatat tumbuh 4% dengan kualitas kredit yang semakin membaik.
Strategi berkelanjutan dan digitalisasi operasional mendukung layanan unggul bagi nasabah.
Rasio Loan to Deposit (LDR) meningkat menjadi 83%, aset tumbuh 0,6% mencapai Rp259 triliun.
Simpanan nasabah tercatat Rp185 triliun dengan rasio CASA 55%, menunjukkan pertumbuhan positif.
Efisiensi operasional semakin baik dengan penurunan Rasio Cost to Income (CIR) menjadi 50%.
Penyaluran kredit tumbuh 9% YoY, segmen korporasi naik 12%, dan segmen komersial serta konsumer masing-masing naik 6% dan 4%.
Kualitas aset tercatat lebih baik dengan penurunan rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR).
Permata Bank menjaga cadangan risiko kredit dengan rasio NPL coverage di 375% dan LAR coverage di 97%.
Bank ini memiliki rasio permodalan terkuat dengan CAR 35% dan CET-1 26%.
Permata Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5% pada 2025.
Perekonomian Indonesia diperkirakan solid meski ada ketidakpastian global, dengan inflasi terkendali di 2,0 – 2,5%.
Konsumsi domestik dan investasi menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi di tahun 2025.
Permata Bank terus berinovasi dalam digitalisasi untuk meningkatkan kualitas layanan nasabah.
Aplikasi Permata ME memudahkan nasabah dalam mengelola keuangan secara lebih efisien.
Permata Bank menjalin kerja sama dengan WWF-Indonesia dalam pelestarian habitat gajah Sumatra di Bukit Tigapuluh.