SinarHarapan.id – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Aljazair dan Angola di sela-sela rangkaian penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024 di Bali, (2/9). Pada kedua pertemuan tersebut, Menlu RI membahas penguatan ekonomi dengan masing-masing negara dan isu Palestina.
Pada kunjungan Menteri Ekonomi Berbasis Pengetahuan, Perusahaan Rintisan, dan Usaha Mikro Aljazair, Yacine El-Mahdi Oualid, Menlu RI Retno Marsudi membahas potensi kemitraan strategis di bidang ekonomi, terutama di sektor-sektor seperti ekonomi digital, inklusi keuangan digital, perusahaan rintisan, UMKM, dan ekonomi kreatif.
Kedua Menteri sepakat untuk mendorong pelaksanaan forum bisnis guna memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara.
Aljazair juga mengundang Indonesia untuk berpartisipasi dalam 2nd African Start-up Conference, yang akan diadakan pada 5-7 Desember 2024 di Alger, Aljazair. Konferensi tersebut merupakan ajang pertemuan start-up terbesar di Afrika.
Pada pembahasan mengenai isu Palestina, Menlu RI menyampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan Aljazair di Dewan Keamanan PBB yang konsisten mendukung perjuangan Palestina.
Indonesia dan Aljazair menegaskan posisi bersama untuk terus memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan bagi Palestina.
Kedua Menteri juga sepakat untuk mendorong pelaksanaan Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-2 RI-Aljazair pada awal2025, setelah pemerintahan baru di kedua negara mulai bekerja secara efektif.
Indonesia dan Aljazair memiliki hubungan persahabatan yang telah terjalin lama. Aljazair memandang Indonesia sebagai mitra penting dan menilai penyelenggaraan IAF sebagai agenda strategis untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Adapun dalam pertemuan dengan Menteri Sekretaris Negara Angola, Adão de Almeida, kedua Menteri membahas penguatan kerja sama bilateral khususnya di bidang perdagangan, industri agro dan perikanan.
Menlu Retno mengharapkan hubungan politik RI-Angola yang sudah baik juga perlu diperkuat dengan kerja sama ekonomi yang kuat. “Hubungan politik saja tidak cukup. Kerja sama ekonomi harus menjadi prioritas bersama,” kata Menlu RI.
Menlu RI pun mendorong agar perundingan Perjanjian Preferential Tarriff Agreement (PTA) antara Indonesia dan Angola dapat segera dimulai.
PTA Indonesia-Angola diharapkan dapat menjadi fondasi yang solid untuk memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara, serta menciptakan lebih banyak peluang bisnis dan investasi.
Menteri Adão de Almeida menyepakati pentingnya penguatan kerja sama ekonomi tersebut. Ia menyampaikan keinginan Angola untuk memperkuat kerja sama yang lebih konkret dan menjajaki lebih jauh potensi kedua negara, utamanya di sektor minyak, mineral, kesehatan, dan ketahanan pangan.
Adão de Almeida menyampaikan harapan agar negaranya dapat memproduksi obat-obat secara mandiri. Dia mengundang investor dari Indonesia untuk mendukung hal tersebut.
Pihak Angola akan melakukan pertemuan terpisah dengan Biofarma dan Pertamina untuk mengidentifikasi kerja sama potensial lainnya. Ia juga berharap agar diskusi mengenai kerja sama sektor perminyakan dengan Indonesia dapat dilanjutkan.
Kedua menteri sepakat untuk melakukan diversifikasi komoditas ekonomi dan terus menjajaki berbagai sektor potensial, termasuk sektor hilirisasi industri, agroindustri, dan perikanan.
Kedua menteri juga membahas rencana kunjungan Presiden Angola ke Indonesia di awal 2025 dan rencana deliverables dari kunjungan ini.
Menlu Retno mengucapkan selamat atas dibukanya Kedutaan Angola di Jakarta. Hal ini menunjukkan semakin eratnya hubungan kedua negara sejak dimulainya hubungan diplomatik pada 2001. (nat)
(Sumber: Kementerian Luar Negeri)