Internasional

Jelang KTT G20, “G20 Orchestra” Tampilkan 40 Pemusik Muda Dunia

×

Jelang KTT G20, “G20 Orchestra” Tampilkan 40 Pemusik Muda Dunia

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id- G20 orchestra inisiasi pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia untuk mendorong musik klasik di tanah air.

G20 orchestra akan berlangsung pada 12 September 2022 di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah ini.

G20 Orchestra adalah warisan Indonesia untuk G20 kedepannya, dan bisa menjadi disrupsi di dunia musik klasik, dengan keanggotaan dari 18 negara (Saudi Arabia dan Turki untuk kali ini belum mengirimkan musisi) dan keseimbangan gender.

Sebelum gelaran ini berlangsung, terdapat audisi untuk memilih pemain terbaik dari beragam negara. Program ini juga tidak terpaku pada karya “yang itu-itu saja” di dunia musik klasik, tapi ada kesegaran dalam konten program.

Target audisi ini untuk mendapatkan separuh-separuh jumlah lelaki dan perempuan hanya meleset sedikit menjadi 34 lelaki dan 26 perempuan.

Untuk itulah, G20 Orchestra 2022 ini membuka audisi terbuka bagi musisi Indonesia sebagai bentuk transparansi dan misi untuk dapat menemukan talenta – talenta muda di seluruh pelosok Indonesia, serta memberikan kesempatan terbuka dan sama kepada semua talenta terbaik Indonesia.

Ananda Sukarlan – pianis, komponis, pendiri & direktur artistik G20 Orchestra, mengungkapkan kekagumannya dengan talenta-talenta musik tanah air yang sebelumnya tidak terduga.

Dari Amerika kita mendapatkan pemain viola Toby Winarto, yang berdarah 100% Indonesia tapi memang lahir dan berkewarganegaraan AS dan berkarir cukup cemerlang, serta baru saja diterima di New World Symphony.

Selanjutnya adalah Antonina Popras. murid dari best viola player Rusia,  Yuri Bashmet. Antonina yang cerdas, cantik dan super berbakat ini akan ke Indonesia menjadi bagian dari G20 Orchestra.

Ini adalah jawaban Rusia ketika saya mengirimkan surat untuk meminta mereka mengirimkan pemain orkes terbaiknya untuk menjadi bagian dari G20 Orchestra, ungkap Ananda.

Selain itu, mereka juga mengirimkan Nikita Loginov, pemain trompet handal dari National Youth Symphony Orchestra mereka yang anggotanya dipilih melalui audisi yang sangat ketat.

Begitu juga Argentina, yang telah berhasil meyakinkan pemain flute Santiago Clemenz untuk datang. Walaupun sudah menjadi pemain principal di Orquesta Sinfonica de Salta, Clemenz tetap berkeliling menjadi solois di berbagai orkes lainnya.

Di Indonesia ia akan menjadi solois di karya saya, The Voyage to Marege, di bagian yang sangat virtuosik menggambarkan konflik antara suku Aborigin Australia dengan para imigran Eropa.

India mengirimkan Jasiel Peter, pemain kontrabas terbaik di negaranya.

Saya sendiri sangat terkesima dengan kualitas beberapa musisi Indonesia yang mengikuti audisi, bahkan yang datang dari kota/provinsi yang tidak pernah saya bayangkan ada musik klasik di sana, ujar Ananda.

Pasalnya, saya belum pernah menemukan audisi terbuka dan transparan dalam merekrut anggota orkestra di Indonesia, di mana semua orang dapat mendengarkan permainan para kandidat di YouTube, ujar Ananda.

Anggota biasanya dipilih melalui pertemanan atau rekomendasi. Kalaupun ada “audisi”, itu bersifat tertutup dan mereka audisi karena diberitahu rekannya. Itu sebabnya kita selalu melihat orang-orang yang sama di berbagai orkestra, tegas Ananda.

Semua solois G20 dari Indonesia terdiri dari pemenang kompetisi piano
ASA (Calvin Abdiel Tambunan) dan TPAS (dua soprano Mariska Setiawan & Pepita Salim, tenor Nick Lukas dan bariton Kadek Ari Ananda).

Sejak 2020 baik ASA maupun TPAS yang telah sukses menghasilkan musikus klasik paling handal dari Indonesia ini diambil alih oleh Kemendikbudristek di bawah Menteri Nadiem Makarim dengan tujuan untuk memetakan bakat-bakat musik klasik di Indonesia sebagai aset budaya dan dibudidayakan di acara-acara seperti G20 ini.

Dengan G20 Orchestra, kita telah membuka babak baru. Sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi para menteri kebudayaan G20, ada 40-an pemusik muda dunia berkumpul dan bergabung bersama 30 musikus Indonesia, bermusik bersama, saling mendalami budaya negara-negara lain.

Berikut para musikus instrumen gesek Indonesia yang terpilih untuk bergabung di G20 Orchestra di Candi Borobudur, 12 September nanti :

Violin (pembagian violin 1 dan 2 akan ditentukan lebih lanjut)

Glen Afif Ramadan                    Amadea Nathania Pranoto
Arum Kusuma Dewi                  Ni Made Adinda Laksmi Danaswari
Christopher Robin Tania          Taradita Kalyana Yasmin
Helmi Hardico Herlambang    Michelle Putri Hamijoyo
Lydia Evania Lukito                  Aurell Marcella Felicia
Nathanael Hertanto                   Yuli
Reza Nurdian                              Aghisna Indah Mawarni
Ibnu Aji Wasesa                          Risang Augus Rahmanto
Andreas                                        Rebecca

Viola

Tiffany Limantoro Hieronymus            Bayu Caritas
Bimo Lambang Dwityo Putro                Sendi Orysal

Cello

Dubertho Christnoval Ngongady         Febie Devina
Vincent Limantoro                                  Jonathan William
Gian Nugra Adanta                                 Raden Dwityatama Darmasakti

Kontrabas:

Arya Adithya
Rai Ikhwan