Internasional

Indonesia-Kenya Teken Kesepakatan Kerja Sama GBFA

×

Indonesia-Kenya Teken Kesepakatan Kerja Sama GBFA

Sebarkan artikel ini

Global Blended Finance Alliance (GBFA) adalah platform internasional yang dipimpin oleh Indonesia untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dan aksi iklim.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menandatangani Articles of Agreement (AoA) GBFA., Kamis (17/10). (Foto: Natalia Santi/sinarharapan.id)

SinarHarapan.id – Kenya bersiap menjadi negara pertama bergabung dengan Global Blended Finance Alliance (GBFA) yang dipimpin Indonesia.

Kesiapan ini ditunjukkan dengan penandatanganan Articles of Agreement (AoA) GBFA pada 17 Oktober.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menandatangani AoA dengan disaksikan pejabat Kenya dan Indonesia.

Pejabat yang hadir termasuk Menteri Pertambangan Kenya, Hassan Ali Joho, dan Duta Besar Kenya untuk Indonesia, Galma Mukhe Boru.

Penandatanganan ini berlangsung sebulan setelah beberapa organisasi bergabung sebagai mitra pengetahuan GBFA.

Organisasi tersebut antara lain UNDP, Tony Blair Institute for Global Change, dan United in Diversity.

Dalam sambutannya, Menko Luhut menyebut penandatanganan ini sebagai hadiah untuk Prabowo Subianto yang ulang tahun ke-73.

“Perjanjian Kerja Sama ini menjadi kado terindah untuk Bapak Prabowo,” ujar Menko Luhut.

Kemenko Marves memulai GBFA selama Presidensi G20 2022 bersama Kementerian Keuangan dan Luar Negeri.

Meskipun ada komitmen global, pembiayaan iklim masih mengalami kekurangan.

Negara berkembang menghadapi kesenjangan finansial tahunan sebesar USD 3 triliun untuk SDG dan aksi iklim.

Kesenjangan ini memerlukan lebih banyak investasi, inovasi, dan komitmen sektor swasta.

GBFA dibentuk untuk memenuhi kebutuhan mendesak dalam pembiayaan SDG dan aksi iklim.

Luhut menyatakan penandatanganan ini memperkuat kapasitas operasional GBFA secara global.

“Partisipasi Kenya mencerminkan kepercayaan terhadap GBFA untuk memobilisasi dana,” tambah Menko Luhut.

Indonesia mendorong negara lain bergabung dengan GBFA selama COP 29 di Azerbaijan pada November 2024.

Papua Nugini, Jerman, Australia, dan Singapura juga menunjukkan minat untuk bergabung dengan GBFA.

“GBFA mendukung pengembangan platform nasional untuk menarik minat investor,” kata Luhut.

Menteri Hassan Ali Joho menegaskan Kenya berkomitmen bergabung meski belum menandatangani AoA.

Ia menekankan pentingnya pembiayaan campuran untuk negara berkembang.

Nani Hendiarti dari Kemenko Marves menegaskan pentingnya kerja sama global untuk GBFA.

“GBFA bukan hanya investasi, tetapi langkah menuju dunia yang lebih baik,” ujarnya.

Ekonomi

SinarHarapan.id – Kementerian Perdagangan RI, bersama Atase Perdagangan Ottawa dan ITPC Vancouver, menyelenggarakan penjajakan bisnis dan seminar ekspor. Kegiatan ini…